Tuesday, August 31, 2010

To think or not to think

Pernah seseorang bercerita ke gw mengenai pilihan-pilihan yang sudah dibuatnya selama ini. Gw tergerak untuk mengabadikannya dengan menulis sebuah uraian pendek mengenai betapa "susahnya" kita untuk membuat suatu pilihan.

Trade-offs. Hal yang pasti kita temui ini memang kadang dapat menyerupai pisau bermata dua; menguntungkan dan merugikan. Kalau dalam dunia ekonomi, kita mengenal sebuah ide yang bernama opportunity cost. Ide itu membuat kita untuk dapat menganalisa suatu pilihan dan mengetahui pilihan manakah yang seharusnya kita ambil dengan "menghitung" pilihan mana yang membutuhkan pengorbanan lebih besar. Sebuah ide yang sangat jenius tetapi tidak sempurna. Pertanyaannya adalah: Apakah semua hal bisa dihitung?

Jika kita dihadapi dengan sebuah kondisi di mana kita harus memilih antara permen atau es krim, kita tentu akan bisa menjawab dengan mudah; dipengaruhi dengan tingkat preferensi kita kepada kedua makanan manis tersebut. Jika kita dihadapi dengan sebuah kondisi di mana kita harus memilih antara mandi atau tidur, kita juga masih bisa menjawab dengan mudah; dipengaruhi dengan tingkat urgensi atau prioritas pribadi kita terhadap kedua kegiatan tersebut. Kedua contoh kasus di atas termasuk ke dalam kategori pilihan yang harus dibuat dengan hanya mempertimbangkan beberapa hal saja; hal yang sifatnya kongkrit. Tetapi coba bayangkan ketika kita harus memilih, contoh mudahnya, teman atau keluarga. Umumnya kita akan mencoba mencari poin-poin yang harus dipertimbangkan untuk dapat memilih di antara kedua hal tersebut. Setelah itu, kita akan kembali ke konsep opportunity cost yang sebelumnya sudah gw sebut. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah: Apakah itu sudah merupakan cara yang terbaik untuk menyelesaikan permasalahan ini? Apakah kedua opsi yang harus dipilih dapat dihitung?

Gw menjawab "Tidak". Kadang memang kita dihadapi dengan kenyataan yang dapat menggandakan denyut jantung, menyesakkan paru-paru, atau hampir menerobos batas kesabaran kita. Memilih adalah bukan sesuatu yang mudah dilakukan. Memang "menghitung" kadang dapat membantu kita menyelesaikan sebuah trade-off, tetapi tidak selalu berhasil. Terkadang, hanya perasaan yang dapat memberikan solusinya. You can call me cheesy but it is the truth.

"Sometimes, thinking is not a way to get through our problems. Sometimes, not thinking is the best solution. When it comes to a situation where you can't find another way to settle a condition, stop thinking. Light sometime comes when you least expected." -R. Hava Duhita

This works in almost every kind of situations. When you have an assignment deadline; When you get bored of doing nothing; When you fall in love.

Thursday, August 26, 2010

Happy? Yes, I've always been.